Film Blindness (2008) : Ketika Wabah Kebutaan Menginfeksi Sebuah Kota [Spoiler Alert]
bektisiblogger
– Bermula dari sebuah kemacetan parah di jalan raya. Hal ini disebabkan karena
ada satu pengendara mobil yang tidak segera menjalankan kendaraannya. Entah apa
yang dialaminya, tiba-tiba ia tidak bisa melihat apa-apa, ia mengalami
kebutaan, ia hanya bisa melihat cahaya putih, dan tidak bisa menjalankan
kendaraannya.
Akhirnya
ada salah satu orang yang menolong dan mengantarkan ia ke apartemennya.
Sayangnya, justru si penolong ini memiliki niat buruk, yaitu ingin mencuri
mobil si pengendara yang tiba-tiba mengalami kebutaan tersebut.
Si
pengendara yang mengalami kebutaan tersebut menunggu kepulangan istrinya. Saat istrinya
sudah pulang, ia langsung diantar ke dokter mata. Saat diperiksa, sang dokter
mata memeriksa bahwa tidak ada yang ganjil, mata si pengendara si sempurna,
tetapi ia tidak bisa melihat. Sang dokter pun juga bingung dengan apa yang
dialami pengendara tersebut, karena belum pernah ada kasus serupa sebelumnya. Kemudian
ia meminta pasien untuk datang ke rumah sakit khusus gangguan mata untuk
penanganan lebih lanjut.
Seusai
praktik, sang dokter pun pulang ke rumah. Ia pun memeriksa berbagai macam
referensi untuk meneliti apa penyebab dari kebutaan yang dialami pasien
tersebut. Tidak disangka, saat pagi hari dan ia terbangun, sang dokter
tiba-tiba mengalami kebutaan pula. Ia hanya melihat cahaya putih, seperti yang
dialami pasien yang ditangani sebelumnya. Sang dokter merasa bahwa ia tertular
penyakit dari pasien tersebut.
Mengetahui
hal tersebut, sang dokter meminta agar istrinya untuk menjauh. Ia tidak mau
kalau istrinya juga tertular. Menariknya, sampai di akhir cerita pun istrinya
tidak tertular penyakit ini, padahal ia juga kontak fisik dan sangat dekat
dengan suaminya.
Bermula
dari kasus si pengendara mobil, lalu sang dokter, kemudian wabah kebutaan ini
pun juga menginfeksi banyak orang. Seperti orang yang berniat untuk mencuri mobil,
hingga pada pasien-pasien yang antre di rumah sakit mata yang ditangani dokter
tersebut.
Mengetahui
wabah kebutaan yang semakin merebak, pemerintah pun melakukan karantina. Pemerintah
menyediakan bangsal-bangsal khusus untuk mereka yang mengalami kebutaan. Istri
sang dokter pun juga ikut masuk di bangsal ini. Ia berpura-pura mengalami
kebutaan agar bisa terus merawat suaminya.
Hingga
waktu lama pun wabah kebutaan ini masih belum jelas bagaimana asalnya. Para pejabat
pemerintah dan menteri sudah melakukan berbagai macam rapat dan diskusi, tetapi
hasilnya sia-sia. Mereka yang mengalami kebutaan dikarantina di bangsal-bangsal
yang jauh dari masyarakat.
Kehidupan
di bangsal ini pun juga sangat mengerikan. Meskipun mereka diberikan jatah
makanan, tetapi mereka tidak diberikan pelayanan yang baik. Akhirnya banyak
dari mereka yang berebut makanan. Selain itu, bangsal-bangsal pun sangat kumuh
dan kotor. Rasanya seperti tidak layak untuk ditempati.
Di
tempat ini pun juga mulai terjadi ‘perang’. Salah satu pemimpin di bangsal tiga
meminta agar para wanita di bangsal satu untuk melayani nafsu para pria di
bangsal tiga. Menyedihkan sekali. Saya sebagai penonton pun sangat ngeri
melihatnya. Hal itu dilakukan agar mereka tetap mendapatkan jatah makanan.
Aksi
penindasan yang terjadi ini pun membuat pasien di bangsal satu ingin melakukan
perang yang sebenarnya. Mereka merencanakan sesuatu untuk pembalasan yang sudah
mereka lakukan. Malam perang itu pun terjadi.
Salah
seorang pasien mulai menyalakan korek api dan akhirnya berimbas dengan
kebakaran bangsal tersebut. Satu per satu pasien keluar dan berusaha
menyelamatkan diri. Mereka pun seakan merasakan kebebasan. Mereka mencoba
mengingat jalan kemana arah rumah mereka.
Hanya
satu orang yang bisa melihat disini, yaitu istri sang dokter. Ia pun menuntun
suami dan teman-temannya untuk sampai ke rumah. Ya, akhirnya mereka berkumpul
di rumah sang dokter.
Mereka
bisa mandi, membersihkan diri, bisa berkumpul bersama layaknya seorang
keluarga. Mereka seakan merasakan kebebasan setelah mereka mengalami hidup yang
tidak enak di bangsal-bangsal.
Di
akhir cerita, pada pagi hari tiba-tiba seorang pasien yang pertama kali
mengalami kebutaan tersebut (yang tiba-tiba mengalami kebutaan saat di jalan
raya), ia bisa melihat. Ia merasa sembuh. Ia senang sekali bisa melihat
kembali, bisa melihat istrinya kembali, dan bisa melihat dunia. Rasa senang pun
juga mereka rasakan bersama-sama.
Film
yang berdurasi kurang lebih dua jam ini sampai di akhir cerita belum dijelaskan
bagaimana wabah kebutaan itu bisa menyebar dan bisa menginfeksi banyak orang. Obatnya
pun juga belum ditemukan.
Saya
sedikit agak bingung, menarik dan ajaibnya ketika istri sang dokter tidak tertular
dan tidak terinfeksi. Hingga pada di akhir cerita ada salah satu seorang pasien
yang bisa sembuh dengan sendirinya.
Ada
yang pernah nonton film ini juga? Bagaimana tanggapan kalian dengan film ini?
Tulis di kolom komentar ya gaes :)
#bektisiblogger
#filmblindness
Komentar
Posting Komentar