Review Buku Free Writing: Mengejar Kebahagiaan dengan Menulis karya Hernowo Hasim

 

bektisibloggerApa yang kamu pikirkan tentang kegiatan menulis? Suatu kegiatan yang rumit? Kegiatan yang melelahkan? Atau justru dapat mendatangkan kebahagiaan?

Sebagai seseorang yang sangat menyukai dunia kepenulisan, saya terkadang merasakan kedua hal tersebut. Terkadang menulis itu bisa disebut kegiatan yang melelahkan, rumit, apalagi kalau tidak menemukan ide apa yang mau ditulis. Namun, di sisi lain saya juga merasakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang sangat mengasyikkan dan mendatangkan kebahagiaan. Rasanya ada kesenangan pribadi ketika mampu menghasilkan tulisan sendiri, seperti tulisan di blog ini.

Saya memiliki mimpi untuk menjadi penulis, tetapi saya belum memutuskan ingin menjadi penulis apa? Penulis novel, sastra seperti itu? Atau penulis buku nonfiksi? Atau penulis blog yang handal? Hmm entahlah, masa depan memang tidak ada yang tahu. Namun saat ini saya ingin fokus di blog saya ini dan menuliskan apa yang saya perlu tuliskan dan membagikan kepada teman-teman hihi.

Nah suatu ketika saya melihat promo di e-Commerce. Wah ada promo buku murah! Langsung saya klik, buka, dan baca sedikit. Ah… ada penawaran promo buku berjudulFree Writing: Mengejar Kebahagiaan dengan Menulis” karya Hernowo Hasim. Wah saya langsung tertarik dengan judulnya, kemudian kubaca singkat seperti apa isi buku tersebut.

*BLURB*

Menulis itu mendatangkan kebahagiaan? Bukannya malah mendatangkan stres, kekesalan, kekecewaan, dan frustasi? Itulah proses menulis yang belum bersentuhan dengan free writing. Dalam buku yang ringkas dan efektif ini, Hernowo Hasim memberikan strategi menulis yang dapat mengubah menulis yang membebani menjadi menulis tanpa tekanan, tanpa beban, dan tanpa hambatan.

Hernowo Hasim juga merumuskan model latihan menulis bebas selama sebulan memadukan free writing dengan “mengikat makna”. Efek pemaduan yang dipaparkan mampu melejitkan kemampuan menulis siapa saja, bahkan bagi orang yang tidak ingin menjadi penulis sekalipun.

Lantas bagaimana metode ini diterapkan? Bagaimana caranya?

Wah saya langsung tertarik sekali ketika membacanya. Penasaran banget dengan metode free writing dan mengikat makna. Apa iya setelah membaca buku ini, saya jadi lebih mudah dalam menulis? Akhirnya saya putuskan untuk membeli buku itu.

Judul Buku: Free Writing: Mengejar Kebahagiaan dengan Menulis

Karya: Hernowo Hasim

Cetakan Pertama, November 2017

Penerbit: PT Bentang Pustaka

Jumlah Halaman: 216 hlm

ISBN: 978-602-426-088-0

Bekti Si Blogger Photo

*ISI BUKU*

~ Apa Itu Free Writing? ~

Hernowo Hasim melakukan pengembaraannya dalam menemukan hakikat free writing. Ia memaparkan 11 tokoh yang memberdayakan dirinya dalam menulis. Sebelas tokoh itu di antaranya: James W. Pennebaker, Stephen D. Krashen, Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Colin Rose, Roger Sperry, Tony Buzan, Michael J. Gelb, Joyce Wycoff, Gabrielle Lusser Rico dan Nancy Margulies, Peter Elbow, dan Natalie Goldberg.

Sebelas tokoh tersebut memiliki pandangan mengenai membaca dan menulis. Seperti contohnya pandangan dari Stephen D. Krashen bahwa menulis yang enak dan lancar memerlukan membaca. Menulis tanpa membaca akan menyiksa si pelaku menulis.

Dari sebelas tokoh yang disebutkan itu, Hernowo Hasim berpijak pada konsep free writing yang dikembangkan oleh James W. Pennebaker, Peter Elbow, dan Natalie Goldberg.

James W. Pennebaker memiliki pandangan free writing merupakan metode “menulis untuk membuang”. Membuang apa? Membuang seluruh emosi negatif dan segala hal yang mengganggu pikiran. Lebih jauh, menurutnya bahwa free writing dapat dimanfaatkan untuk menuliskan trauma, rasa takut salah, ketidakpercayaan diri, keraguan, berbagai tekanan.

Peter Elbow mengungkapkan bahwa free writing adalah “konsep menulis tanpa sensor dan editing”. Menulis yang tidak perlu memeriksa kembali apa yang sudah ditulis. Teruslah menulis.

Natalie Goldberg memberikan pandangannya tentang konsep free writing adalah “menulis tanpa bentuk” menulis dari pikiran sendiri. Menuliskan sebebas-bebasnya yang terlintas di benak tanpa rasa takut.

Berdasarkan tiga pengertian dari tokoh yang dibahas oleh Hernowo Hasim, dapat disimpulkan free writing merupakan aktivitas menulis bebas untuk membuang segala hal yang mengganggu pikiran tanpa memikirkan bagaimana bentuk dan tidak perlu editing. Free writing merupakan kegiatan menulis untuk diri sendiri dan tidak untuk dipublikasikan.

Dalam bukunya, Hernowo Hasim selalu berulang kembali menjelaskan bahwa free writing ini adalah kegiatan terus menulis, membuang segala hal yang mengganggu pikiran, dan tanpa perlu proses editing.

Tiga hal utama itu langsung masuk di pikiran dan langsung bisa dipraktikkan. Ya tentu saja setelah membaca buku ini, saya langsung mempraktikkan menulis bebas. Benar-benar membuang segala hal yang mengganggu. Atau menulis hal-hal yang membuat bahagia. Ah rasanya seperti ini ternyata surga menulis.

~ Teknik Free Writing ~

Setelah saya mencoba mempraktikkan menulis bebas dengan membuang segala hal yang mengganggu pikiran, saya coba melanjutkan membaca kembali dan mendalami teknik free writing yang diajarkan oleh Hernowo Hasim. Tekniknya adalah sebagai berikut.

1.    Menyediakan waktu 10 menit dalam sehari untuk menulis

Sediakanlah waktu 10 menit dalam sehari. Seseorang bebas mau menulis di pagi, siang, atau malam hari. Yang penting adalah meluangkan waktu 10 menit.

2.    Menyetel alarm selama 10 menit tersebut

Free writing cukup dilakukan selama 10 menit. Apabila alarm telah menandakan selesai, maka kegiatan free writing harus segera dihentikan juga.

3.    Menulis apa saja tanpa berpikir

Free writing bermanfaat untuk melatih tangan agar terbiasa menyentuh tombol-tombol pada keyboard. Menulislah, tanpa ada editing, tulis terus hingga alarm 10 menit berbunyi.

4.    Melakukan free writing selama 30 hari penuh

Kendala untuk memulai free writing adalah kemauan. Maukah untuk meluangkan 10 menit dalam 30 hari penuh untuk menulis?

5.    Pembagian free writing selama 30 hari:

    - Pekan pertama: Menulisbebaskan isi pikiran pada saat itu. Teruslah menulis, apabila waktu alarm 10 menit telah berbunyi, maka berhentilah meskipun masih ada yang ingin ditulisbebaskan.

     - Pekan kedua: Mengikat makna dengan free writing. Artinya sebelum menjalankan free writing, seseorang harus membaca teks terlebih dahulu. Kalau membaca buku cukup 3-5 halaman, apabila teks artikel sekitar 5.000 kata atau sekitar artikel Opini di koran Kompas. Free writing pada pekan kedua nanti isinya bisa berupa pengalaman membaca, pemahaman yang diperoleh dari membaca, dan gagasan yang ada di dalam pikiran.

    - Pekan ketiga: Dilakukan berselang-seling, sehari seperti pekan pertama dan hari berikutnya seperti pekan kedua.

    - Pekan keempat: Menulis materi tertentu yang disiapkan untuk keperluan menulis artikel di media massa.

*BENTUK BUKU*

Buku Free Writing ini memiliki sampul warna merah dengan judul FREE WRITING berwarna abu-abu dan bertekstur timbul. Berjumlah 216 halaman, tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Sangat pas untuk dibawa kemana-mana ataupun dibaca di rumah.

Bentuk font yang digunakan juga sangat rapi dan enak untuk dibaca. Jujur saja saya tidak tahu jenis fontnya, tapi huruf demi huruf dalam buku enak sekali untuk dibaca. Buku ini merupakan buku nonfiksi yang berisi semacam materi atau pengetahuan, tetapi jenis font yang digunakan itu benar-benar bagus sekali. Rasanya ingin terus dan terus membaca. Tahu-tahu sudah habis setengah halaman. Ditambah lagi ada berbagai macam gambar, kemudian balloon text, dan juga semacam pepatah dari beberapa tokoh yang membuat saya semakin semangat untuk membaca buku ini.

Penyampaian Hernowo Hasim juga sangat baik. Mampu menyampaikan materi dengan cara unik, rasanya seperti berbicara dengan teman sebaya. Ia menyampaikannya dengan mengalir begitu saja dan dengan cara yang santai.

*MANFAAT BUKU*

Entah mengapa, rasanya saya menjadi lebih pintar setelah membaca buku ini. Saya jadi tahu metode free writing dan mengikat makna. Metode mengikat makna mengharuskan seseorang untuk membaca teks terlebih dahulu sebelum menulis. Nah inilah yang sangat saya rasakan. Saya jadi lebih gemar membaca, selain itu juga mampu menuliskan kembali apa yang saya baca, sehingga pemahaman akan membaca menjadi lebih baik.

Manfaat buku ini benar-benar luar biasa. Hernowo Hasim mampu memberikan pengaruh positif kepada pembaca agar pembaca tidak takut lagi untuk menulis. Selain itu, kita sebagai pembaca juga dapat mengetahui teknik menulis yang asyik dan menyenangkan, tentu saja juga mudah untuk dipraktikkan.

Nah inilah sedikit review tentang Buku Free Writing karya Hernowo Hasim menurut pandangan saya. Untuk teman-teman penulis yang ingin mengembangkan kemampuannya dalam bidang penulis, buku ini bagus banget dan bisa menjadi referensi dalam kegiatan menulismu.

Pesan terakhir, tetaplah menulis kawan! Karena menulis adalah untuk menjadi abadi. Keep your hand moving!

#bektisiblogger

#reviewbuku

#bukufreewriting

#menulis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Mie Instan NONGSHIM NEOGURI UDON: Rasa Kuahnya The Best!

Review Pop Mie Pake Nasi Rasa Soto Ayam: Mie Cup yang Bikin Kenyang

Happy Sunday! Last Night, I Met Goose House (Japanese Music Group) In My Dream