Review Novel Freeter, Membeli Rumah karya Arikawa Hiro

 

bektisiblogger - Memiliki pekerjaan tetap merupakan suatu hal yang diingankan oleh banyak orang. Setelah mendapat pekerjaan, seseorang berusaha secara maksimal untuk bekerja lebih baik demi karirnya. Namun, berbeda dengan kisah Take Seiji yang mengundurkan diri dari pekerjaannya yang baru ia jalani selama tiga bulan. Setelah mengundurkan diri, Seiji juga bermimpi untuk membeli rumah. Bagaimana bisa? Padahal ia tidak memiliki pekerjaan tetap. Inilah kisah Take Seiji dalam novel berjudul “Freeter, Membeli Rumah”.

Ini kali kedua aku membaca novel karya Arikawa Hiro. Sebelumnya aku sudah membaca karyanya yang berjudul “The Travelling Cat Chronicles”. Di akhir tahun 2021, Penerbit Haru menerbitkan karya Arikawa Hiro berjudul “Freeter, Membeli Rumah”. Mendengar judulnya saja sudah membuatku tertarik. Bagaimana caranya seorang freeter dapat membeli rumah?

Oh iya, mungkin masih banyak orang yang tidak tahu dengan istilah freeter. Jadi, freeter adalah lakuran dari freelance arbeiter mengacu pada orang yang telah tamat pendidikan wajib, tetapi tidak memiliki pekerjaan tetap dan melakukan pekerjaan paruh waktu. Cerita soal freeter sebelumnya juga pernah aku baca dalam novel berjudul “Convenience Store Woman” karya Sayaka Murata.

Judul: Freeter, Membeli Rumah (Freeter, Ie wo Kau)

Karya: Arikawa Hiro

Penerbit: Haru Media

Cetakan Pertama, November 2021

Jumlah Halaman: 400 hlm

ISBN: 978-623-7351-86-3

Novel Freeter, Membeli Rumah karya Arikawa Hiro

~ Cerita ~

Novel ini bercerita tentang seorang tokoh bernama Take Seiji yang mengundurkan diri dari pekerjaan tetapnya yang baru ia jalani selama tiga bulan. Ia merasa tidak cocok untuk bekerja di perusahaan tersebut. Mendengar kabar itu, ayah Seiji pun geram. Hubungan Seiji memang kurang harmonis dengan ayahnya, sedangkan ibunya hanya bisa memucat dan tidak tahu harus berbuat apa.

Setelah mengundurkan diri, Seiji mulai mencari pekerjaan baru. Namun, mencari pekerjaan tidak semudah yang dibayangkan. Kurang lebih selama dua tahun tiga bulan ia masih berusaha mencari pekerjaan. Selagi mencari pekerjaan tetap, ia bekerja paruh waktu di minimarket. Di minimarket sikap Seiji pun kurang baik. Saat ia ditegur oleh manajernya, dengan santainya ia langsung melepas celemek minimarket dan keluar dengan bicara “Aku berhenti”.

Seiji nampaknya tidak benar-benar serius mencari pekerjaan tetap. Justru ia lebih nyaman bekerja paruh waktu karena bisa mengundurkan diri sesuka hatinya. Ditambah lagi ia memiliki sikap pemalas. Ia memiliki gim dan PC di kamarnya yang merupakan kastel ternyaman baginya. Seiji mulai enggan mencari pekerjaan tetap. Bahkan, bisa dibilang ia bekerja paruh waktu hanya demi uang untuk bermalas-malasan.

Di tengah sikap Seiji yang tidak serius mencari pekerjaan tetap, ia dihadapkan pada sebuah masalah keluarga yang cukup berat. Ibunya terkena depresi. Satu hal yang dapat membuat ibunya membaik adalah pindah rumah. Bagaimana bisa Seiji mewujudkannya? Padahal ia tidak memiliki banyak tabungan. Ditambah lagi ayahnya juga tidak mau pindah. Ayako, kakak Seiji terus meyakinkan ayahnya bahwa mereka harus pindah rumah. Ayako yang memahami penyakit ibunya berusaha merawatnya dengan baik. Namun, Ayako tidak bisa lama-lama di rumah itu karena ia sudah memiliki suami dan harus kembali ke rumahnya.

Dengan kondisi yang mendesak seperti itu, Seiji mengerahkan segala usahanya untuk mendapatkan pekerjaan. Perlahan sikap Seiji menjadi lebih baik dan tidak malas lagi. Ia pun berhasil mendapatkan pekerjaan di bidang konstruksi. Dengan segala kegigihan dan perubahan sikapnya yang menjadi baik, Seiji ditunjuk sebagai Supervisor Divisi Operasional. Di tempat kerjanya itu Seiji menjadi pribadi yang lebih baik dan sangat berbeda saat ia masih bekerja paruh waktu. Di akhir cerita, Seiji dan keluarganya berhasil membeli rumah dan kondisi ibunya semakin membaik.

~ Hal Menarik ~

Cerita dalam novel ini cukup relate dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana seseorang berusaha mencari pekerjaan, berusaha bertahan di tempat kerjanya, serta memecahkan masalah yang dihadapi. Seiji berusaha keras agar mendapatkan pekerjaan demi bisa pindah dan membeli rumah. Seiji memperbaiki CV dengan dibantu ayahnya, meskipun hubungan mereka kurang harmonis. Namun, mereka semua dapat mengendalikan ego masing-masing demi kepentingan bersama.

Pada saat Seiji memperbaiki CV, bagian itu dijelaskan oleh penulis dengan cukup detail. Bagaimana cara menulis CV yang baik, bagaimana mengirimkan CV yang baik, serta bagaimana menjawab pertanyaan dari perekrut.

~ Kutipan Menarik ~

“Jangan sekali-kali menjelek-jelekan perusahaan yang dulu” (hlm 134).

“Tidak banyak orang yang bisa melakukan pekerjaan yang 100% sesuai dengan keinginannya” (hlm 151).

“Buatku pekerjaan adalah kebutuhanku untuk hidup. Untuk bisa hidup, aku butuh penghasilan stabil. Aku juga butuh duit untuk hobi dan hal-hal yang aku sukai. Karena itu, pekerjaan buatku adalah jaminan agar aku bisa menghadapi berbagai macam hal dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu jaminan, aku melakukannya dengan benar. Seandainya aku melakukannya dengan sembarangan dan akibatnya dipecat oleh perusahaan, akulah yang kehilangan kestabilan. Sekali menganggap itu sebagai jaminan hidup, pekerjaan apa pun itu jadi enteng” (hlm 152-153).

#bektisiblogger

#freetermembelirumah

#penerbitharu

#bookstagramindonesia

#goodreadsindonesia

Komentar