Film Anime Kokoro ga Sakebitagatterunda : Beautiful Movie, Beautiful Ending


bektisibloggerBerawal dari judulnya yang menurut saya agak sulit untuk dihafal dan diingat, membuat saya tertarik untuk menonton film ini. Kokoro ga? Kokora ga apa ya? Kokoro ga Sakebita... Duh sulit sekali rasanya mau mengingatnya. Hanya ingat bagian awalnya saja. Tanpa cas-cis-cus saya langsung nonton deh.


~ Sinopsis ~
Diceritakan ada seorang gadis kecil yang selalu ceria dan sangat suka sekali berbicara. Gadis kecil ini sangat menyukai dan terpikat akan istana yang terletak di atas gunung. Ia sangat memimpikan untuk berada di ruang utama istana tersebut bersama seorang Pangeran yang menawan.

Jun Naruse, sosoknya yang selalu ceria dan banyak bicara seketika berubah saat orang tuanya diambang permasalahan. Ibunya juga meminta agar ia tidak berbicara lagi, sedangkan ayahnya juga seolah-olah menyalahkan anaknya yang terlalu banyak bicara tersebut dan mengakibatkan pertengkaran kedua orang tuanya.


Setelah pertengkaran kedua orang tuanya tersebut, Naruse pergi berlari ke sekeras tenaga dan menjauh dari rumah. Kemudian ia bertemu oleh sosok telur yang dapat berbicara. Sosok telur tersebut pun juga menganggap Naruse sangat banyak berbicara yang justru itu juga tidak baik untuk kehidupannya. Akhirnya sosok telur ini membuat ritsleting di mulut Naruse dan membuat ia agar tidak berbicara lagi. Seakan-akan, Naruse mendapatkan kutukan dari telur.

~ Mengatasi Sakit Perut Dengan Bernyanyi ~
Setelah beberapa tahun, tumbuhlah Naruse menjadi gadis remaja SMA. Dari sikapnya yang selalu diam tersebut, membuat gurunya (Shimaccho) untuk memasukkan dia ke dalam Panitia Komunitas Penggalang Bantuan. Mungkin gurunya melihat potensi lebih dari Naruse, meskipun ia sosok yang pendiam.


Shimaccho memilih Jun Naruse, Sakagumi Takumi, Tasaki Daiki, dan Nito Natsuki. Tentu saja Naruse sangat kaget setengah mati. Dipilih menjadi panitia seperti itu tentu sangat membutuhkan komunikasi, padahal Naruse sendiri menghindari untuk tak berbicara. Dengan ekspresinya yang kaget, ia juga terbata-bata untuk berbicara. Ia mengatakan pada gurunya bahwa tidak mau untuk menjadi panitia tersebut.


Mungkin ingin memohon dengan baik, Naruse pun pergi ke ruang Shimaccho untuk mengatakan  sekali lagi bahwa ia tidak ingin menjadi panitia tersebut. Tetapi langkah kakinya terhenti di depan pintu. Ternyata di ruangan Shimaccho nampak seorang Takumi yang sedang bernyanyi sembari memainkan alat musik. Naruse sangat menikmatinya sampai-sampai tidak sadar bahwa gurunya sudah di belakangnya dan mengamati mereka. Naruse pun kaget dan langsung memberikan secarik kertas kepada gurunya berisikan bahwa ia menolak menjadi anggota kepanitiaan. Ia pun langsung pergi, lari, meninggalkan Shimaccho dan Takumi.


Bermula dari pertemuan itu, hubungan antara Naruse dan Takumi semakin dekat. Naruse yang sulit berkomunikasi, ia pun menggunakan ponselnya untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya. Ia terus-terusan mengirimkan pesan kepada Takumi yang akhirnya Takumi memahami bahwa Naruse mengalami sakit perut apabila ia memaksakan diri untuk berbicara. Takumi pun seakan memberikan saran, bagaimana jika mencobanya dengan bernyanyi? Naruse pun mencoba cara tersebut dan berhasil! Ya, Naruse tidak merasakan sakit perut saat ia bernyanyi. Ditambah lagi suara Naruse sangat bagus.

~ Detik-detik Menjelang Acara Komunitas Penggalang Bantuan ~
Hari H pun semakin mendekati. Naruse yang awalnya menolak untuk mengikuti panitia tersebut, ia pun justru semakin hanyut ke dalamnya. Apalagi ia dan teman sekelasnya akan menampilkan drama musical yang skenarionya dibuat oleh Naruse dan berdasarkan apa yang ia alami. Mengenai telur yang ia temui saat kecil, permasalahannya yang akhirnya memilih untuk diam dan tak berbicara, hingga ia menemukan langkah terbaik untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan berbanyi.

Selama ini Takumi sangat memahami Naruse. Ia mengerti bahwa Naruse selama ini sudah berusaha untuk mengatasi masalahnya. Takumi semakin mengerti mengenai apa yang dialami Naruse. Hal ini membuat Naruse jatuh cinta dengan Takumi. Ia sangat menyukai Takumi.

Akan tetapi, detik-detik menjelang acara dimulai, Naruse mengetahui sebuah fakta. Setelah ia dan teman sekelasnya melakukan gladi bersih, ia langsung memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan. Di hari H-nya pun justru Naruse menghilang, padahal ia yang menjadi tokoh utama dalam pagelaran drama musical tersebut. Tentu saja hal ini membuat teman-temannya kesal, tak luput pula oleh Takumi. Ia pun juga sangat kesal, tetapi ia berusaha untuk mencari Naruse dan mengajaknya kembali ke sekolah.

Karena selama ini Takumi sangat dekat dengan Naruse, ia pun bisa dengan cepat menemukan Naruse. Meskipun awalnya mencari ke berbagai tempat, di pencarian terakhir ia berhasil menemukan Naruse.
Di bagian scene ini, kita sebagai penonton akan dijelaskan mengenai telur-telur yang dimaksud oleh Naruse. Apakah itu nyata atau tidak? Atau itu hanya sebuah karangan fiksi Naruse? Kita sebagai penonton akan menemukan jawabannya. Ditambah lagi di bagian scene ini ada percakapan yang cukup menyayat hati. Ya, Naruse mengungkapkan perasaanya kepada Takumi. Sayang, perasaanya bertepuk sebelah tangan.


~ Kedatangan Dramatis Naruse dan Akhir Cintanya ~
Meski pertunjukan drama musical sudah dimulai, Naruse memutuskan untuk kembali ke sekolah dan melanjutkan perannya. Kedatangannya pun sangat dramatis. Tepat sekali saat ia menyanyi dan ya suara dari jiwa si gadis pendiam tersebut muncul. Sungguh dramatis dan keren banget!


Meski ada sedikit insiden, nyatanya pengunjung sangat menikmati pertunjukkan drama musical tersebut. Ibu Naruse yang ikut menonton pun tak dapat menahan air matanya. Ia larut akan pertunjukan itu.


Setelah pertunjukan drama musical selesai dan berlalu, hari-hari Naruse semakin berwarna. Ia tidak kembali terjebak dalam sosok telur tersebut. Tidak disangka di akhir cerita, drama cinta Naruse pun dimulai. Jadi, siapa yang mengutarakan perasaan cinta ke Naruse? Ah~ yang sudah nonton mungkin nggak kebayang sih hihi.

~ Kesimpulan ~
Diceritakan di awal bahwa ada masalah yang ditimbulkan saat Naruse banyak berbicara, seperti pertengkaran kedua orang tuanya. Dari hal sederhana ini sebenarnya dapat memberikan pesan kepada kita sebagai penonton untuk lebih berhati-hati dalam berbicara karena perkataan itu bisa menyakiti siapa pun meskipun kita tidak ada maksud.


Di menit ke-52 tokoh Naruse juga mengungkapkan bahwa “Kata-kata dapat menyakiti orang lain, kau tak kan pernah bisa menariknya kembali”.


Untuk yang sangat menyukai musik, pasti sangat menikmati film anime ini karena banyak sekali lagu-lagu yang diselipkan di setiap adegannya. Apalagi lagu untuk ending song-nya. Jujur saja saya tidak tahu lagunya siapa itu. Pas nyari di internet ternyata lagunya Nogizaka46 yang berjudul “Ima, Hanashitai Dareka Ga Iru”. Lagunya bagus banget, pas banget dengan filmnya. Jadi film anime ini bisa dikatakan beautiful movie and beautiful ending.

#bektisiblogger
#animemovie
#filmanime
#kokoragasakebitagatterunda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Mie Sedaap Rasa Ayam Bakar Limau

Review Mie Sedaap Cup Rawit Bingit Rasa Ayam Jerit: Pedesnya Bikin Menjerit